Monday, October 20, 2008

Iman kepada Nabi dan Rasul

bismillah 

 

Shalawat 04

"Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat oleh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim."

(HR. Al-Bukhari dan Abu Sa'id)



. . . Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah Saw menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." . . .

(HR. Muslim)

 



03-144 (Ali-Imran)

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

(Q.S Ali-Imran [03]: 144)



Seorang muslim wajib beriman dan percaya bahwa Allah SWT telah memilih diantara umat manusia sejumlah nabi dan rasul sebagai utusan-Nya kepada umat manusia tentang kenikmatan abadi yang disediakan bagi mereka yang beriman, dan memperingatakan mereka tentang akibat kekufuran (syirik). Merekapun memberi teladan tingkah laku yang baik dan mulia bagi manusia, antara lain dalam bentuk ibadah yang benar, akhlak yang terpuji dan istiqomah (berpegang teguh) terhadap ajaran Allah.

 

 

Pengertian Nabi dan Rasul

 

02-136 (Al-Baqarah)

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

(Q.S. Al-Baqarah [2]: 136)



Dulu ketika belajar agama di sekolah, perbedaan nabi dan rasul adalah bahwa nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, adapun rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada segenap umatnya.

Dulu, pengertian seperti itu masih terasa masuk akal, tapi sekarang terasa sangat ganjil. Mungkinkah Allah SWT menyampaikan suatu wahyu kepada seorang nabi hanya untuk dirinya? Kalau hanya untuk satu orang, untuk apa wahyu tersebut diturunkan?

Pengertian yang lebih masuk akal adalah, nabi adalah orang yang diwahyukan kepadanya syari'at rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikan syari'at itu kepada kaum tertentu.

Adapun rasul adalah orang yang diwahyukan kepadanya suatu syari'at baru untuk disampaikan kepada kaumnya sendiri atau semua kaum.

Dengan batasan yang jelas ini, dapat dikatakan bahwa nabi Musa AS adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun AS hanyalah nabi. Adapun nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul yang memiliki keistimewaan bahwa kenabian dan kerasulannya adalah untuk seluruh umat manusia dan beliau adalah penutup para nabi dan rasul.

 

 

Jumlah Nabi dan Rasul serta keluasan ajaran risalahnya

40-78 (Al-Mu'min)

Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(Q.S. Al-Mu'min [40]: 78)



Seorang muslim wajib beriman bahwa Allah telah mengutus sejumlah nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad SAW, meski tidak perlu mengetahui berapa jumlah mereka seluruhnya, siapa nama-nama mereka dan di mana mereka bertugas.

Dalam suatu hadist riwayat Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnadnya, dikatakan bahwa jumlah nabi ada lebih kurang 124000 orang dan jumlah rasul ada 315 orang. Tetapi riwayat tersebut bukan hadist muttawatir, karenanya tidak bisa dijadikan pegangan dalam aqidah. Sebab aqidah tidak boleh berlandaskan dalil-dalil yang dzonni (yang belum pasti kebenarannya).

Berbeda dengan para nabi dan rasul sebelumnya, kenabian Muhammad SAW, dapat dibuktikan secara aqli dengan mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur'an.

Seorang muslim wajib mengetahui 25 nabi dan rasul diantaranya:

01. Nabi Adam AS

02. Nabi Idris AS

03. Nabi Nuh AS

04. Nabi Huud AS

05. Nabi Shaleh AS

06. Nabi Ibrahin AS

07. Nabi Ismail AS

08. Nabi Luth AS

09. Nabi Ishaq AS

10. Nabi Ya'qub AS

11. Nabi Yusuf AS

12. Nabi Syu'aib AS

13. Nabi Ayyub AS

14. Nabi Dzulkifli AS

15. Nabi Musa AS

16. Nabi Harun AS

17. Nabi Daud AS

18. Nabi Sulaiman AS

19. Nabi Ilyas AS

20. Nabi Ilyasa AS

21. Nabi Yunu AS

22. Nabi Zakaria AS

23. Nabi Yahya AS

24. Nabi Isa AS

25. Nabi Muhammad SAW

 

 

Rasulullah Muhammad SAW adalah penutup Nabi dan Rasul

 

33-40 (Al-Azhab)

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(Q.S. Al-Azhab [33]: 40)



Selain beriman kepada kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, seorang muslim wajib pula meyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah khatamunnabiyin (penutup para nabi). Tidak ada lagi nabi atau rasul sesudahnya sampai hari kiamat.

 

"Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku."

(HR. Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik)

 



"Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat rumah; diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang disiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya: 'Mengapa engkau belum memasang batu bata itu?' Nabipun berkata: 'Akulah batu bata (terakhir) - sebagai penyempurna - itu, dan sayalah penutup para nabi."

(HR. Imam Bukhari, Ahmad Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)



Makna Iman kepada Rasulullah Muhammad SAW

04-65 (An-Nisa)

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

(Q.S. An-Nisa [04]: 65)



Ketika seorang muslim mengucapkan "Laa ilaaha illallah; Muhammadur Rasulullah" berarti ia telah meyakini bahwa hanya Allah SWT sebagai satu-satunya Dzat yang berhak di ibadahi dan diabdi, dipatuhi dan di taati serta sebagai satu-satunya pembuat syari'at. Ia pun meyakini bahwa dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah, hanya Muhammad SAW satu-satunya hamba Allah yang berhak untuk diikuti dan diteladani. Tidak boleh mengambil satu teladanpun kecuali dari beliau.

Artinya kita sepenuhnya percaya bahwa Rasulullah SAW adalah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi setelah beliau, kecuali nabi-nabi palsu.

 

"Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semua mengaku dirinya sebagai rasul Allah".

(HR. Bukhari , Muslim Ahmad dari Abu Hurairah)



Jelaslah sudah kalau Mirza Gulam Ahmad termasuk salah seorang dari 30 nabi palsu yang muncul menjelang hari kiamat.

Dari ayat diatas juga dapat di artikan bahwa tidak boleh mengambil hukum dari agama manapun, baik dari agama yang sudah menyimpang dan diubah seperti Yahudi dan Nasrani, ataupun agama yang sumbernya dari manusia seperti Hindu, Budha, Qodiyaniyah, dan lain-lain dalam hukum ibadah dan keakhiratan

Juga tidak boleh mengambil huku dari Voltaire, Montesque ataupun Karl Marx dalam hukum kemasyarakatan dan tata negara.

Begitu pula tidak boleh mengambil ideologi apapun di dunia ini, seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-lain.

Selaku seorang muslim, kita dituntut untuk merujuk hanya kepada Islam dan hanya mengikuti Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW mewajibkan segenap muslimin untuk menerapkan secara sempurna segala apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan antara hukum ibadah, muamalah, Hudud/Jinayah, dll.



Semua hukum Allah itu sama rata ditinjau dari kewajibannya untuk diterapkan.



Wallahu 'Alam bissawab

Alhamdulillah 

 

Refrensi:

- Islam mulai akar ke daunnya

Yusuf Wibisono, dkk

- Kisah para Nabi dan Rasul

http://www.dzikir.org/b_cerita.htm

- Hadist Web 2.0 

http://opi.110mb.com/

- Kumpulan Shalawat yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits - CyberMQ.com

www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/1/pustaka-171.html

 

No comments: