Sunday, June 7, 2009

Dicatut, Dosen UIN Yogyakarta Gugat 'Ilusi Negara Islam'

Diambil dari: http://www.detiknews.com/read/2009/05/27/134543/1137982/10/dicatut-dosen-uin-yogyakarta-gugat-ilusi-negara-islam

Jakarta
- Kontroversi buku 'Ilusi Negara Islam' kembali memanas. Kali ini sejumlah nama yang dimasukkan sebagai peneliti buku tersebut menggugat karena merasa namanya dicatut.

Gugatan disampaikan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Abdur Rozaki. Dia merasa, tidak pernah menjadi peneliti buku tersebut, tapi namanya tercantuk dalam buku yang memunculkan polemik tersebut.

Rozak mengaku ia bersama 2 temannya, Nur Kholik Ridwan, dan Supardi pernah diajak untuk menjadi peneliti buku tersebut. Namun ia membatalkan kontrak karena Yayasan Fatsuna, yang menerbitkan buku itu menolak diajak debat tentang metodologi penelitian.

"Kami bertiga, saya, Nur Kholik Ridwan, dan Supardi mundur. Mereka katanya hendak melakukan riset perkembangan agama di Indoenesia, tapi diajak debat metodologi tidak mau. Ini aneh," jelas Rozak itu saat berbincang melalui telepon, Rabu (27/5/2009).

Penolakan tersebut terjadi pada 2 tahun lalu. Anehnya saat buku Ilusi Negara Islam diterbitkan Wahid Institute pada 2009, nama Rozak dan kawan-kawan tetap dicantumkan.

"Setelah kami cek itu ada ghost writer, entah siapa yang buat. Makanya ini ada apa?" jelas Rozak.

Dia menuturkan, memang proyek buku ini didanai Holland Taylor dari organisasi Lib for All dan dilaksanakan oleh Abdul Munir Mulkan. Belakangan Abdul Munir bahkan tidak sepakat buku itu diterbitkan.

"Memang buku itu tidak jelas siapa penulisnya. Masak editornya Gus Dur? Kan tidak mungkin. Ini politisasinya kebablasan," terangnya.

Rozak bersama temannya pun sempat melakukan komplain kepada penerbit, sayangnya dia mendapat jawaban bila apa yang tercantum dalam buku itu bukan tanggung jawab penerbit.

"Enak saja pakai nama orang. Yang saya khawatir buku ini dijual di kalangan internasional untuk kepentingan Taylor. Karena bagi kami buku ini tidak akademis," tutupnya.

Buku 'Ilusi Negara Islam' yang The Wahid Institute dan Maarif Institute diluncurkan pada 16 Mei 2009 lalu. Buku ini mengupas soal masuknya gerakan Islam baru yang antara lain memasukkan PKS dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) merupakan organasasi Islam garis keras yang menyusup Muhammadiyah dan NU. PKS dan HTI memprotes buku tersebut.

(ndr/iy)