Thursday, October 30, 2008

Sultan Saladin, Panglima yang Penuh Toleransi

Dicolong dari : http://www.republika.co.id/berita/8054.html

By Republika Contributor
Rabu, 15 Oktober 2008 pukul 13:32:00

 

Sultan Saladin, Panglima yang Penuh Toleransi

 

Dia dikenal sebagai raja, panglima perang yang jago strategi, pemimpin umat, dan sekaligus sosok yang santun dan penuh toleransi. Banyak manuskrip yang mencatat "Saladin Sang Raja Mesir" (Saladin, King of Egypt) sebagai simbol kekuasaan Eropa. Namanya tidak bisa dilepaskan dari dejarah Perang Salib yang membawa kejayaan Islam, namun tanpa menindas kaum Kristiani.

Sultan Saladin lahir dengan nama Salahidun Yusuf Ibn Ayyub di Tikrit, dekat Sungai Tigris dari sebuah keluarga Kurdi. Ia dikirim ke Damaskus, Suriah, untuk menimba ilmu. Selama sepuluh tahun ia berguru pada Nur ad-Din (Nureddin).

Setelah berguru ilmu militer pada pamannya, seorang negarawan Seljuk dan pimpinan pasukan Shirkuh, ia dikirim ke Mesir untuk menghadang perlawanan Kalifah Fatimiyah tahun 1160. Ia sukses dengan misinya yang membuat pamannya duduk sebagai wakil di Mesir pada tahun yang sama.

Saladin memperbaiki perekonomian Mesir, mengorganisasi ulang kekuatan militernya, dan mengikuti anjuran ayahnya untuk tidak memasuki area konflik dengan Nur ad Din.

Sepeninggal Nur ad Din, barulah ia mulai serius memerangi kelompok Muslim sempalan dan pembrontak Kristen. Dia bergelar Sultan di Mesir dan menjadi pendiri Dinasti Ayyubi serta mengembalikan ajaran Sunni ke Mesir.

 

 

Terlibat dalam Perang Salib


Dalam dua kesempatan, tahun 1171 dan 1173, Saladin diinvasi Kerajaan Kristen Jerusalem. Nur ad Din saat ini berniat membalas serangan. Namun Saladin mereka kuat terlebih dulu.

Sepeninggal Nur ad Din, Saladin menjadi penguasa Damaskus. Ia menikahi janda Nur ad Din dan menaklukkan dua kota penting Aleppo dan Mosul yang dulu selalu gagal ditaklukkan Nuraddin. Namun ia menjadi penguasa yang bersahaja. Sedapatnya, ia selalu menghindari pertumpahan darah, apalagi darah warga sipil. Saat menaklukkan Aleppo, 22 Mei 1176, nyawanya nyaris melayang karena usaha pembunuhan.

Ia melakukan konsolidasi di Suriah sambil sebisa mungkin menjaga agar jangan sampai tumpah perang dengan pasukan salib sebesar apapun provokasi dari pasukan salib. Misalnya, ia masih belum bereaksi saat Raynald of Chatillon mengusik aktivitas perdagangan dan perjalanan ibadah haji di Laut Merah, wilayah yang menurut Saladin harus selalu menjadi wilayah bebas. Puncaknya adalah saat penyerangan terhadap rombongan karavan jamaah haji tahun 1185. Saladin meradang.

Juli 1187, Saladin menyerang Kerajaan Jerusalem dan terlibat dalam pertempuran Hattin. Ia berhasil mengeksekusi Raynald dan rajanya, Guy of Lusignan.

Dia kembali ke Jerusalem 2 Oktober 1187, 88 tahun setelah kaum Salib berkuasa. Berbagai medan pertempuran dilaluinya, dengan satu pesan yang sama kepada pasukannya; minimalkan pertumpahan darah, jangan melukai wanita dan anak-anak.

Perang Salib III menelan biaya yang tak sedikit dari kubu Kristen. Inggris mengucurkan dana bantuan yang dikenal dengan istilah 'Saladin Tithe' (Zakat melawan Saladin).

Dalam satu pertempuran, ia berhadap-hadapan dengan King Richard I dari Inggris di medan perang Arsuf tahun 1191. Di luar perkiraan kedua pasukan, Saladin dan King Richard I saling berjabat tangan dan menghormat satu sama lain. Bahkan saat tahu pimpinan pasukan musuhnya itu sakit, Saladin menawarkan bantuan seorang dokter terbaik yang dimiliki Damaskus. Begitu juga saat tahu Richard kehilangan kuda tunggangannya, ia memberikan dua ekor sebagai gantinya.

Di medan itu, keduanya sepakat berdamai. Bahkan adik Richard dinikahkan dengan saudara Saladin.

Tak lama setelah kepergian Richard, Saladin wafat pada tahun 1193 di Damaskus. Saat kotak penyimpanan harta Saladin dibuka, ahli warisnya tidak menemukan cukup uang untuk membiayai pemakamanannya: ia selalu mendermakan hartanya kepada kaum yang membutuhkan. Kini makamnya menjadi salah satu tempat tujuan wisata utama di Suriah.

Nama Saladin harum di seantero dunia hingga kini. Bukan hanya kalangan Muslim, kalangan non-Muslim juga sangat menghormatinya. Satu yang dicatat dalam buku-buku sejarah: ketika pasukan Salib menyembelih semua Muslimin yang ditemui saat mereka menaklukkan Jerusalem, Saladin memberikan amnesti dan kebebasan bagi kaum Katolik Roma begitu ia menaklukkan Jerusalem.

 

 

Sultan Saladin


1138: Lahir di Tikrit, Irak, sebagai putra dari pimpinan kaum Kurdi, Ayub.
1152: Mulai pekerja sebagai pelayan pimpinan Suriah, Nureddin.
1164: Mulai menunjukkan pekiawaiannya dalam bidang strategi militer dan dalam perang melawan pasukan Salib di Palestina.
1169: Saladin menjadi orang kedua dalam kepemimpinan militer Suriah setelah pamannya, Shirkuh. Shirkuh menjadi wakil di Mesir namun meninggal 2 bulan kemudian. Ia menggantikannya. Namun karena kurang ada respons dan dukungan dari penguasa, ia kembali ke Kairo yang menjadi puas kekuatan Dinasti Ayyub.
1171: Saladin menekan penguasa Fatimi dan menjadi pemimpin Mesir dengan dukungan kekhalifahan Abbasiah. Namun tidak seperti Nureddin yang ingin sesegera menggempur pasukan Kristen, ia cenderung lebih menahan diri. Inilah yang membuat hubungan antar keduanya merenggang.
1174: Nureddin meninggal. Saladin menyususn kekuatan.
1175: Pemimpin pembunuh Syiria, anak buah Rashideddin melakukan upaya pembunuhan terhadap Saladin namun gagal. Percobaan kedua si pembunuh berhasil mendekat hingga melukai sang sultan.
1176: Saladin mengepung benteng Masyaf, pertahanan Rashideddin. Setelah beberapa minggu Saladin menarik mundur pasukan dan meninggalkan para pembunuh dalam damai hingga akhir hayat mereka. Dipercaya ia mendapat ancaman seluruh keluarga akan dibunuh. b
1183: Penaklukan kota di utara Suriah, Aleppo.
1186: Penaklukan Mosul di utara Irak.
1187: Dengan kekuatan baru, menyerang Kerajaan Latin Jerusalem dengan pertempuran sengit selama 3 bulan.
1189: Perang Salib III meluas di Palestina setelah Jerusalem di bawah kontrol Saladin.
1192: Menandatangani perjanjian dengan King Richard I dari Inggris yang membagi wilayah pesisir untuk Kaum Kristen dan Jerusalem untuk Kaum Muslim.
4 Maret 1193: Meninggal di Damaskus tidak lama setelah jatuh sakit.
( tri/en.wikipedia.org )

Menemukan Islam di Bus Chicago

Dicolong Dari: http://www.republika.co.id/berita/10150.html

By Republika Contributor
Senin, 27 Oktober 2008 pukul 13:29:00

 

Menemukan Islam di Bus Chicago

 

CHICAGO — Leslie C. Toole telah lama mempertimbangkan untuk masuk Islam dalam kurun sepuluh tahun. Ketika guru sekolah di Chicago, Amerika Serikat (AS) itu melihat iklan sederhana tapi mengena di sebuah bis umum, ia menyadari jika waktu yang tepat telah tiba.

"Niat kuat tidak benar-benar muncul, namun saat saya melihat tanda itu, saya tahu itu adalah pertanda terakhir untuk melengkapi perubahan saya," ujar Leslie, lelaki berusia 45 tahun kepada IslamOnline.com

Kontak Leslie pertama kali dengan Islam terjadi di satu sudut jalan Chicago sepuluh tahun lalu, ketika seorang lelaki yang memberinya brosur seraya mengatakan ia akan menemukan pencerahan didalamnya.

"Kemudian saya terus membaca dan membaca. Saya mau memastikan jika saya ingin terlibat sesuatu maka saya harus paham hal itu," tutur Leslie.

Baru bulan lalu iklan tentang Islam di badan bus Chicago Transit Authority, berpapasan dengan Leslie. Iklan itu tertangkap oleh mata, dan akhirnya ia menelpon nomor yang tertera di iklan raksasa tersebut.

"Bagaimana menjadi Muslim adalah pertanyaan mendasar saya," aku lelaki itu. Tak lama kemudian Leslie memeluk Islam pada Hari Senin, 29 September lalu.

Cerita itu ternyata mirip dengan 13 warga Chicago lain, yang masuk Islam dengan kesadaran sendiri pada bulan Oktober ini. Saat ditanya, mereka mengaku semakin yakin untuk berpindah setelah melihat kampanye iklan Islam GainPeace, diseputar area Kota Chicago yang menjadi jangkauan proyek Islamic Circle of North America (ICNA).

Lembaga itu membelanjakan 30.900 dolar untuk menempatkan iklan di 25 bus umum yang melayani penjuru Chicago. Iklan tersebut mengajak orang menghubungi nomor toll-free hotline, 800.662, dan mengklik website yang dirancang khusus untuk membantu mereka yang mencari jawaban tentang Islam.

Kampanye tersebut mulai diluncurkan pada 19 September hingga 20 Oktober lalu, namun respon positif yang membanjir membuat ICNA memperpanjang hingga 23 Nopember. Nomor hotline itu misal menerima ribuan telepon setiap hari, sebagai tambahan pula situs khusus tersebut mencapai hit hingga 300.000 ribu.

Ketika warga Chicago yang penasaran menelpon, GainPeace pun memberikan mereka satu eksemplar Kitab Suci Al Qur'an dalam bahasa Inggris, majalah tentang pesan-pesan Nabi Muhammad, juga berbagai brosur serta buku bertopik Islam.

Pihak yang berkampanye mengatakan tujuan iklan dengan bus adalah mencari jalan terhormat untuk mengajak orang menuju Islam. "Tema memang Islam, yakni cara hidup berbagai nama Nabi," ujar Sabeel Ahmed, Direktur GainPeace. "Pesan yang terletak di atas dan dibawah dimaksudkan untuk menarik banyak orang,".

Ahmed menyatakan, nomor hotline dan situs online akan mempermudah orang untuk tahu lebih banyak tentang Islam. Kesempatan menghubungi Muslim berpengetahuan untuk menjernihkan salah paham, bias, dan ketakutan pun menjadi lebih terbuka.

"Kami ingin menciptakan kanal melalui website sehingga orang dapat berinteraksi dengan kami, atau bekerjasama di hal-hal yang sama, dan mengenal satu sama lain lebih baik," kata Sabeel.

Leslie sendiri meyakini, kalimat sederhana namun kuat secara visual dengan hanya "Got Question? Get Answer" (Ada Pertanyaan? Cari Jawaban) adalah cara cerdas untuk memikat perhatian orang. "Saya pikir itu ide yang cemerlang..saya tidak pernah melihat sebelumnya," ujar Leslie.

Peran GainPeace tidak hanya berakhir dengan mendidik orang tentang Islam. Ketika orang memeluk Islam, lembaga itu menunjuk seorang, Big Brother atau Big Sister yang menjadi mentor bagi Muslim baru dengan memberi informasi, dukungan, dan nasehat. "Mentor ini seperti malaikat pelindung," seloroh Sabeel.

Si mentor dan Muslim baru tersebut bertemu tatap-muka dan menjaga hubungan lewa surat, email atau telepon. Lelaki yang memilih Ilyas, sebagai nama Muslim barunya, mengaku senang dengan sang mentor. "Ia sangat membantu. Ia memberi saya banyak buku untuk membuat lebih maju," ungkap Leslie.

Leslie mengatakan semakin banyak ia tahu tentang agama barunya, ia semakin percaya diri jika telah membuat keputusan benar. "Ini benar-benar sempurna bagi saya," aku Leslie. "Sangat sulit menjelaskan ketika sesuatu itu benar untuk kita. Rasanya seperti akar yang menghunjam di dalam dan kita menemukan rumah untuk kita." ungkapnya.

Iklan tentang islam di Chicago tidaklah sendiri. ICNA, organisasi akar-rumput berbasis di New YOork dengan 22 cabang di AS, telah mengorganisasi kampanye serupa di Seattle dan New York. Untuk kota Big Apple misal, 1.000 iklan dipasang pada jalur mobil terowongan bawah tanah bulan lalu, menampilkan format visual pertanyaan yang mungkin muncul tentang Islam.

Kampanye yang sukses itu membuat kota lain di AS dan Kanada pun melayangkan permintaan kepada lembaga tersebut untuk membantu program serupa.

Dalam sebuah survey terkini mengungkapkan, jika mayoritas warga AS hanya tahu sedikit tentang Islam, dan meyakini jika tidak ada persamaan mendasar antara keyakinan Muslim dan kepercayaan Nasrani mereka./it

Monday, October 20, 2008

Iman kepada Nabi dan Rasul

bismillah 

 

Shalawat 04

"Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah oleh-Mu akan Muhammad, hamba-Mu dan Rasul-Mu, sebagaimana engkau telah memuliakan Ibrahim; dan berilah berkat oleh-Mu kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim."

(HR. Al-Bukhari dan Abu Sa'id)



. . . Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah Saw menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." . . .

(HR. Muslim)

 



03-144 (Ali-Imran)

Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.

(Q.S Ali-Imran [03]: 144)



Seorang muslim wajib beriman dan percaya bahwa Allah SWT telah memilih diantara umat manusia sejumlah nabi dan rasul sebagai utusan-Nya kepada umat manusia tentang kenikmatan abadi yang disediakan bagi mereka yang beriman, dan memperingatakan mereka tentang akibat kekufuran (syirik). Merekapun memberi teladan tingkah laku yang baik dan mulia bagi manusia, antara lain dalam bentuk ibadah yang benar, akhlak yang terpuji dan istiqomah (berpegang teguh) terhadap ajaran Allah.

 

 

Pengertian Nabi dan Rasul

 

02-136 (Al-Baqarah)

Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

(Q.S. Al-Baqarah [2]: 136)



Dulu ketika belajar agama di sekolah, perbedaan nabi dan rasul adalah bahwa nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri, adapun rasul menerima wahyu dari Allah SWT untuk disampaikan kepada segenap umatnya.

Dulu, pengertian seperti itu masih terasa masuk akal, tapi sekarang terasa sangat ganjil. Mungkinkah Allah SWT menyampaikan suatu wahyu kepada seorang nabi hanya untuk dirinya? Kalau hanya untuk satu orang, untuk apa wahyu tersebut diturunkan?

Pengertian yang lebih masuk akal adalah, nabi adalah orang yang diwahyukan kepadanya syari'at rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikan syari'at itu kepada kaum tertentu.

Adapun rasul adalah orang yang diwahyukan kepadanya suatu syari'at baru untuk disampaikan kepada kaumnya sendiri atau semua kaum.

Dengan batasan yang jelas ini, dapat dikatakan bahwa nabi Musa AS adalah nabi sekaligus rasul. Tetapi nabi Harun AS hanyalah nabi. Adapun nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul yang memiliki keistimewaan bahwa kenabian dan kerasulannya adalah untuk seluruh umat manusia dan beliau adalah penutup para nabi dan rasul.

 

 

Jumlah Nabi dan Rasul serta keluasan ajaran risalahnya

40-78 (Al-Mu'min)

Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(Q.S. Al-Mu'min [40]: 78)



Seorang muslim wajib beriman bahwa Allah telah mengutus sejumlah nabi dan rasul sebelum nabi Muhammad SAW, meski tidak perlu mengetahui berapa jumlah mereka seluruhnya, siapa nama-nama mereka dan di mana mereka bertugas.

Dalam suatu hadist riwayat Imam Ahmad bin Hambal dalam kitab musnadnya, dikatakan bahwa jumlah nabi ada lebih kurang 124000 orang dan jumlah rasul ada 315 orang. Tetapi riwayat tersebut bukan hadist muttawatir, karenanya tidak bisa dijadikan pegangan dalam aqidah. Sebab aqidah tidak boleh berlandaskan dalil-dalil yang dzonni (yang belum pasti kebenarannya).

Berbeda dengan para nabi dan rasul sebelumnya, kenabian Muhammad SAW, dapat dibuktikan secara aqli dengan mukjizatnya yang abadi, yaitu Al-Qur'an.

Seorang muslim wajib mengetahui 25 nabi dan rasul diantaranya:

01. Nabi Adam AS

02. Nabi Idris AS

03. Nabi Nuh AS

04. Nabi Huud AS

05. Nabi Shaleh AS

06. Nabi Ibrahin AS

07. Nabi Ismail AS

08. Nabi Luth AS

09. Nabi Ishaq AS

10. Nabi Ya'qub AS

11. Nabi Yusuf AS

12. Nabi Syu'aib AS

13. Nabi Ayyub AS

14. Nabi Dzulkifli AS

15. Nabi Musa AS

16. Nabi Harun AS

17. Nabi Daud AS

18. Nabi Sulaiman AS

19. Nabi Ilyas AS

20. Nabi Ilyasa AS

21. Nabi Yunu AS

22. Nabi Zakaria AS

23. Nabi Yahya AS

24. Nabi Isa AS

25. Nabi Muhammad SAW

 

 

Rasulullah Muhammad SAW adalah penutup Nabi dan Rasul

 

33-40 (Al-Azhab)

Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(Q.S. Al-Azhab [33]: 40)



Selain beriman kepada kenabian dan kerasulan Muhammad SAW, seorang muslim wajib pula meyakini bahwa nabi Muhammad SAW adalah khatamunnabiyin (penutup para nabi). Tidak ada lagi nabi atau rasul sesudahnya sampai hari kiamat.

 

"Sesungguhnya risalah kenabian itu telah habis. Maka tidak ada nabi dan rasul sesudahku."

(HR. Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik)

 



"Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat rumah; diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang disiapkan) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya: 'Mengapa engkau belum memasang batu bata itu?' Nabipun berkata: 'Akulah batu bata (terakhir) - sebagai penyempurna - itu, dan sayalah penutup para nabi."

(HR. Imam Bukhari, Ahmad Ibnu Hibban dari Abu Hurairah)



Makna Iman kepada Rasulullah Muhammad SAW

04-65 (An-Nisa)

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."

(Q.S. An-Nisa [04]: 65)



Ketika seorang muslim mengucapkan "Laa ilaaha illallah; Muhammadur Rasulullah" berarti ia telah meyakini bahwa hanya Allah SWT sebagai satu-satunya Dzat yang berhak di ibadahi dan diabdi, dipatuhi dan di taati serta sebagai satu-satunya pembuat syari'at. Ia pun meyakini bahwa dari sekian banyak makhluk ciptaan Allah, hanya Muhammad SAW satu-satunya hamba Allah yang berhak untuk diikuti dan diteladani. Tidak boleh mengambil satu teladanpun kecuali dari beliau.

Artinya kita sepenuhnya percaya bahwa Rasulullah SAW adalah nabi dan rasul penutup, tidak ada lagi nabi setelah beliau, kecuali nabi-nabi palsu.

 

"Tidak akan terjadi kiamat kecuali akan keluar (muncul) tukang-tukang bohong (para penipu) kira-kira 30 orang. Semua mengaku dirinya sebagai rasul Allah".

(HR. Bukhari , Muslim Ahmad dari Abu Hurairah)



Jelaslah sudah kalau Mirza Gulam Ahmad termasuk salah seorang dari 30 nabi palsu yang muncul menjelang hari kiamat.

Dari ayat diatas juga dapat di artikan bahwa tidak boleh mengambil hukum dari agama manapun, baik dari agama yang sudah menyimpang dan diubah seperti Yahudi dan Nasrani, ataupun agama yang sumbernya dari manusia seperti Hindu, Budha, Qodiyaniyah, dan lain-lain dalam hukum ibadah dan keakhiratan

Juga tidak boleh mengambil huku dari Voltaire, Montesque ataupun Karl Marx dalam hukum kemasyarakatan dan tata negara.

Begitu pula tidak boleh mengambil ideologi apapun di dunia ini, seperti kapitalisme, sosialisme, komunisme, dan lain-lain.

Selaku seorang muslim, kita dituntut untuk merujuk hanya kepada Islam dan hanya mengikuti Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, Rasulullah SAW mewajibkan segenap muslimin untuk menerapkan secara sempurna segala apa yang diturunkan Allah kepada Rasul-Nya, tanpa membeda-bedakan antara hukum ibadah, muamalah, Hudud/Jinayah, dll.



Semua hukum Allah itu sama rata ditinjau dari kewajibannya untuk diterapkan.



Wallahu 'Alam bissawab

Alhamdulillah 

 

Refrensi:

- Islam mulai akar ke daunnya

Yusuf Wibisono, dkk

- Kisah para Nabi dan Rasul

http://www.dzikir.org/b_cerita.htm

- Hadist Web 2.0 

http://opi.110mb.com/

- Kumpulan Shalawat yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits - CyberMQ.com

www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/12/1/pustaka-171.html

 

Sunday, October 12, 2008

Iman kepada Kitabullah

bismillah

Shalawat 03

"Ya Allah, wahai Tuhanku, muliakanlah olehMu akan Muhammad dan akan keluarganya, sebagaimana engkau telah memuliakan keluarga Ibrahim bahwasannya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia. Ya Allah, wahai Tuhanku, berikan berkat olehmu akan Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberi berkat kepada Ibrahim; bahwasannya Engkau sangat terpuji dan sangat mulia."

(HR. Bukhari dari Abu Sa'id, Ka'ab Ibn 'Ujrah)




. . . Kemudian dia bertanya lagi, "Kini beritahu aku tentang iman." Rasulullah Saw menjawab, "Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya." . . .

(HR. Muslim)

 

 

02-02 (Al-Baqarah)

Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 2)

 

Seorang muslim beriman dan yakin kepada segala hal yang diturunkan dan diwahyukan oleh Allah SWT, baik berupa kitab maupun yang difirmankanNya kepada beberapa rasul berupa shuhuf (lembaran).

 

Kitab-kitab yang berasal dari Allah SWT ada empat macam, yaitu:

  1. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
  2. Taurat kepada Nabi Musa AS
  3. Zabur kepada Nabi Daud AS
  4. Injil kepada Nabi Isa AS

Sementara itu, firman Allah SWT dalam bentuk Shuhuf, misalnya adalah apa yang diberikan Allah kepada Nabi Ibrahim AS.

 

Diantara kitab tersebut, hanya Al-Qur'an yang dipelihara/dijaga keasliannya oleh Allah dan sekaligus berfungsi sebagai penyempurna dan penghapus syari'at-syari'at nabi dan rasul sebelumnya.

 

15-09 (Al-Hijr)

 Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.

(Q.S. Al-Hijr [15] : 9)

 

 

05-48 (Al-Maidah)

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian[421] terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu[422], Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu

(Q.S. Al-Maidah [5] : 48)

 

 

Beriman kepada kitab-kitab Allah mempunyai sandaran yang berasal dari pemahaman dalil Aqli dan Naqli. Adapun mengenai penjelasan dalil-dalil tersebut, maka Al-Qur'an merupakan kitab yang berbeda dengan kitab-kitab lainnya. Secara faktual/nyata, Al-Qur'an merupakan suatu kenyataan yang dapat dijangkau panca indra dan akal, dapat dipikirkan atau dibuktikan kebenarannya.

 

Berbeda dengan kitab-kitab samawi lainnya, walaupun beberapa masih ada dan masih digunakan, fakta bahwa isinya telah berubah dan banyak sekali terdapat campur tangan manusia, membuktikan bahwa kitab-kitab tersebut tidak dijaga dan dipelihara oleh Allah SWT, yang sangat jelas berbeda dengan Al-Qur'an.

 

Meski demikian, kita wajib meyakini bahwa kitab-kitab tersebut pernah diwahyukan kepada nabi-nabi dan rasul-rasul terdahulu.

 

04-136 (An-Nisa)

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

(Q.S. An-Nisa' [04]: 136)

 

Melalui akal (dalil aqli), kita bisa melihat ketinggian bahasa Al-Qur'an dan isi yang dikandungnya yang menunjukkan bahwa Al-Qur'an telah diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad SAW, melalui malaikat Jibril sekaligus membuktikan bahwa Al-Qur'an bukan hasil karya seorang manusia.

 

Bahkan untuk itu, Rasulullah SAW telah menantang kaum Quraisy dan orang-orang arab untuk menandingi Al-Qur'an. Sebab beliau yakin bahwa kitab tersebut adalah sebagai satu-satunya mukjizat terbesar sekaligus bukti kenabiannya sebagai utusan Allah SWT.

 

17-88 (Al-Isra) 

Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain."

(Q.S. Al-Isra' [17] : 88)

 

Dari sini dapat dipahami bahwa kaum Quraisy dan bangsa Arab tidak dapat membuat satu ayat pun yang dapat menandingi Al-Qur'an. Dan karena Rasulullah SAW merupakan bagian dari kaum Quraisy dan bangsa Arab, maka pastinya Rasulullah SAW pun tidak akan mampu membuat satu surat pun yang dapat menandingi Al-Qur'an. Ini terbukti dengan banyaknya Hadist-hadist yang jauh sekali redaksinya dari Al-Qur'an. Dan kalau Muhammad SAW saja tidak mampu menandingi Al-Qur'an apalagi MGA.

 

Maka jelaslah bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah (perkataan Allah) yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.

 

Al-Qur'an telah mampu mengadakan revolusi mental dan sosial serta mengubah dan menuntun pemikiran manusia selama empat belas abad. Ia juga telah merubah wajah sejarah manusia dan membangun suatu ummat yang lemah menjadi perkasa, menerangi mereka dari jalan yang sesat ke jalan yang lurus dan mempersatukan barisan yang tercerai berai. Dengan karunia Allah dan petunjuk Al-Qur'an, terwujudlah kesatuan ummat di bawah undang-undang yang menegakkan hukum dan keadilan di muka bumi ini. Ia juga menjadi penuntun bagi ummat dan menjadi misi universal sebagai puncak mahkota peradaban manusia.

 

 Wallahu 'Alam bissawab.

Alhamdulillah

 

 

Refrensi:

- Islam mulai akar ke daunnya

Yusuf Wibisono, dkk

Monday, October 6, 2008

Bapak Kucing Kecil

http://www.hudzaifah.org/Article275.phtml

Hudzaifah.org - Tokoh kita ini biasa berpuasa sunah tiga hari setiap awal bulan Qamariah (bulan Arab dalam penanggalan Hijri), mengisi malam harinya dengan membaca Al-Quran dan salat tahajud. Akrab dengan kemiskinan, dia sering mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar. Dalam sejarah ia dikenal paling banyak meriwayatkan hadis. Dialah Bapak Kucing Kecil (Abu Hurairah), begitu orang mengenalnya.


"Aku sudah dengar pergunjingan kalian. Kata kalian, Abu Hurairah terlalu banyak meriwayatkan hadis Nabi. Padahal, para sahabat muhajirin dan anshar sendiri tak ada yang meriwayatkan hadis Nabi sebanyak yang dituturkan Abu Hurairah. Ketahuilah, saudara-saudaraku dari kaum muhajirin disibukkan dengan perniagaan mereka di pasar. Sementara saudara-saudaraku dari anshar disibukkan dengan kegiatan pertanian mereka. Dan aku seorang papa, termasuk golongan kaum miskin shuffah (yang tinggal di pondokan masjid). Aku tinggal dekat Nabi untuk mengisi perutku. Aku hadir (di samping Nabi) ketika mereka tidak ada, dan aku selalu mengingat-ingat ketika mereka melupakan."

 

Abu Hurairah adalah sahabat yang sangat dekat dengan Nabi. Ia dikenal sebagai salah seorang ahli shuffah, yaitu orang-orang papa yang tinggal di pondokan masjid (pondokan ini juga diperuntukkan buat para musafir yang kemalaman). Begitu dekatnya dengan Nabi, sehingga beliau selalu memanggil Abu Hurairah untuk mengumpulkan ahli shuffah, jika ada makanan yang hendak dibagikan.

 

Karena kedekatannya itu, Nabi pernah mempercayainya menjaga gudang penyimpan hasil zakat. Suatu malam seseorang mengendap-endap hendak mencuri, tertangkap basah oleh Abu Hurairah. Orang itu sudah hendak dibawa ke Rasulullah. "Ampun tuan, kasihani saya," pencuri itu memelas. "Saya mencuri ini untuk menghidupi keluarga saya yangkelaparan."

Abu Hurairah tersentuh hatinya, maka dilepasnya pencuri itu. "Baik, tapi jangan kamu ulangi perbuatanmu ini." Esoknya hal ini dilaporkan kepada Nabi. Nabi tersenyum. "Lihat saja, nanti malam pasti ia kembali." Benar pula, malam harinya pencuri itu datang lagi. "Nah, sekarang kamu tidak akan kulepas lagi." Sekali lagi, orang itu memelas, hingga Abu Hurairah tersentuh hatinya. Tapi, ketika hal itu dilaporkan kepada Nabi, kembali beliau mengatakan hal yang sama. "Lihat saja, orang itu akan kembali nanti malam." Ternyata pencuri sialan itu benar-benar kembali. "Apa pun yang kamu katakan, jangan harap kamu bisa bebas. Sudah dua kali kulepas, kamu tak kapok-kapok juga." Eh, pencuri itu malah menggurui. "Abu Hurairah, sebelum kamu tidur, bacalah ayat kursi agar setan tidak menyatroni kamu." Merasa mendapat pelajaran berharga, Abu Hurairah terharu. Ah, ternyata orang baik-baik, pikirnya. "Apa yang dikatakan orang itu memang benar," sabda Nabi ketika dilapori pagi harinya. "Tapi orang itu bukan orang baik-baik. Dia adalah setan. Dia katakan itu supaya dia kamu bebaskan."

 

MENGIKATKAN BATU KE PERUT

Abu Hurairah adalah salah seorang tokoh kaum fakir miskin. Abu Hurairah sering lapar ketimbang kenyang. Ia sosok yang teguh berpegang pada sunah Nabi. Ia kerap menasihati orang agar jangan larut dengan kehidupan dunia dan hawa nafsu. Ia tak membedakan antara kaum kaya dan kaum miskin, petinggi negeri atau rakyat jelata dalam menyampaikan kebenaran. Ia pun selalu bersyukur kepada Allah dalam keadaan susah dan senang.

Orang yang nama lengkapnya Abdur Rahman (versi lain: Abdu Syams) ibn Shakhr Ad-Dausi ini adalah sosok humoris. Banyak anekdot yang berasal darinya. Ia pun suka menghibur anak-anak kecil. Ia pecinta kucing kecil. Ke mana-mana dibawanya binatang ini, sehingga julukan Abu Hurairah (bapak kucing kecil) pun melekat padanya. Dibanding Nabi, umurnya lebih muda sekitar 30 tahun. Dia lahir di Daus, sebuah desa miskin di padang pasir Yaman. Hidup di tengah kabilah Azad, ia sudah yatim sejak kecil, yang membantu ibunya menjadi penggembala kambing.

Dia masuk Islam tak lama setelah pindah ke Madinah pada tahun ketujuh hijriah, bersamaan dengan rencana keberangkatan Nabi ke Perang Khaibar. Tapi ibundanya belum mau masuk Islam. Malah sang ibu pernah menghina Nabi. Ini membuatnya sedih. Untuk itu, ia memohon Nabi berdoa agar ibunya masuk Islam. Kemudian Abu Hurairah kembali menemui ibunya, mengajaknya masuk Islam. Ternyata sang ibu telah berubah, bersedia mengucapkan dua kalimat syahadat.

 

BURUH KASAR

Akan halnya kepindahannya ke Madinah adalah untuk mengadu nasib. Di sana ia bekerja serabutan, menjadi buruh kasar bagi siapa pun yang membutuhkan tenaganya. Acap kali dia harus mengikatkan batu ke perutnya, guna menahan lapar yang amat sangat. Menurut shahibul hikayat, ia pernah kedapatan berbaring di dekat mimbar masjid. Gara-gara perbuatan aneh itu, orang mengiranya agak kurang waras. Mendengar kasak-kusuk di kalangan sahabat ini, Nabi segera menemui Abu Hurairah. Abu Hurairah bilang, ia tidak gila, hanya ia lapar. Nabi pun segera memberinya makanan.


Suatu kali, dengan masih mengikatkan batu ke perutnya, dia duduk di pinggir jalan, tempat orang biasanya berlalu lalang. Dilihatnya Abu Bakar melintas. Lalu dia minta dibacakan satu ayat Al-Quran. "Aku bertanya begitu supaya dia mengajakku ikut, memberiku pekerjaan," tutur Abu Hurairah. Tapi Abu Bakar cuma membacakan ayat, lantas berlalu.


Dilihatnya Umar ibn Khattab. "Tolong ajari aku ayat Al-Quran," kata Abu Hurairah. Kembali ia harus menelan ludah kekecewaan karena Umar berbuat hal yang sama. Tak lama kemudian Nabi lewat. Nabi tersenyum. "Beliau tahu apa isi hati saya. Beliau bisa membaca raut muka saya secara tepat," tutur Abu Hurairah. "Ya Abu Hurairah!" panggil Nabi. "Labbaik, ya Rasulullah!""Ikutlah aku!" Beliau mengajak Abu Hurairah ke rumahnya. Di dalam rumah didapati sebaskom susu. "Dari mana susu ini?" tanya Rasulullah. Beliau diberi tahu bahwa seseorang telah memberikan susu itu. "Ya Abu Hurairah!""Labbaik, Ya Rasulullah!" "Tolong panggilkan ahli shuffah," kata Nabi. Susu tadi lalu dibagikan kepada ahli shuffah, termasuk Abu Hurairah. Sejak itulah, Abu Hurairah mengabdi kepada Rasulullah, bergabung dengan ahli shuffah di pondokan masjid.


Sepulang dari Perang Khaibar, Nabi melakukan perluasan terhadap Masjid Nabawi, yaitu ke arah barat dengan menambah tiga pilar lagi. Abu Hurairah terlibat pula dalam renovasi ini. Ketika dilihatnya Nabi turut mengangkat batu, ia meminta agar beliau menyerahkan batu itu kepadanya. Nabi menolak seraya bersabda, "Tiada kehidupan sebenarnya, melainkan kehidupan akhirat."


Abu Hurairah sangat mencintai Nabi. Sampai-sampai dia memilih dipukul Nabi karena melakukan kekeliruan ketimbang mendapatkan makanan yang enak. "Karena Nabi menjanjikan akan memberi syafaat kepada orang yang pernah merasa disakitinya secara sengaja atau tidak," katanya. Begitu cintanya kepada Rasulullah sehingga siapa pun yang dicintai Nabi, ia ikut mencintainya. Misalnya, ia suka mencium Hasan dan Husain, karena melihat Rasulullah mencium kedua cucunya itu.

Ada cerita menarik menyangkut kehidupan Abu Hurairah dan masyarakat Islam zaman itu. Meski Abu Hurairah seorang papa, boleh dibilang tuna wisma, salah seorang majikannya yang lumayan kaya menikahkan putrinya, Bisrah binti Gazwan, dengan lelaki itu. Ini menunjukkan betapa Islam telah mengubah persepsi orang dari membedakan kelas kepada persamaan. Abu Hurairah dipandang mulia karena kealiman dan kesalihannya. Perilaku islami telah memuliakannya, lebih dari kemuliaan pada masa jahiliah yang memandang kebangsawanan dan kekayaan sebagai ukuran kemuliaan.

 

Sejak menikah, Abu Hurairah membagi malamnya atas tiga bagian: untuk membaca Al-Quran, untuk tidur dan keluarga, dan untuk mengulang-ulang hadis. Ia dan keluarganya meskipun kemudian menjadi orang berada tetap hidup sederhana. Ia suka bersedekah, menjamu tamu, bahkan menyedekahkan rumahnya di Madinah untuk pembantu-pembantunya. Tugas penting pernah diembannya dari Rasulullah. Yaitu ketika ia bersama Al-Ala ibn Abdillah Al-Hadrami diutus berdakwah ke Bahrain. Belakangan, ia juga bersama Quddamah diutus menarik jizyah (pajak) ke Bahrain, sambil membawa surat ke Amir Al-Munzir ibn Sawa At-Tamimi.

 

MENOLAK JABATAN

Mungkin karena itu, ketika Umar menjadi amirul mukminin, Abu Hurairah diangkat menjadi gubernur Bahrain. Tapi pada 23 Hijri Umar memecatnya gara-gara sang gubernur kedapatan menyimpan banyak uang (menurut satu versi, sampai 10.000 dinar). Dalam proses pengusutan, ia mengemukakan upaya pembuktian terbalik, bahwa harta itu diperolehnya dari beternak kuda dan pemberian orang. Khalifah menerima penjelasan itu dan memaafkannya. Lalu ia diminta menduduki jabatan gubernur lagi, tapi ia menolak. Penolakan itu diiringi lima alasan.
1. aku takut berkata tanpa pengetahuan
2. aku takut memutuskan perkara bertentangan dengan hukum (agama)
3. aku ogah dicambuk
4. aku tak mau harta benda hasil jerih payahku disita
5. dan aku takut nama baikku tercemar, kilahnya. Ia memilih tinggal di Madinah, menjadi warga biasa yang memperlihatkan kesetiaan kepada Umar, dan para pemimpin sesudahnya.


Tatkala kediaman Amirul Mukminin Ustman ibn Affan dikepung pemberontak, dalam peristiwa yang dikenal sebagai al-fitnatul kubra (bencana besar), Abu Hurairah bersama 700 orang Muhajirin dan Anshar tampil mengawal rumah tersebut. Meski dalam posisi siap tempur, Khalifah melarang pengikut setianya itu memerangi kaum pemberontak.


Pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib, Abu Hurairah ditawari menjadi gubernur di Madinah. Ia menolak. Ketika terjadi pertemuan antara Khalifah Ali dan lawannya, Muawiyah ibn Abi Sufyan, ia bersikap netral dan menghindari fitnah. Sampai kemudian Muawiyah berkuasa, Abu Hurairah bersedia menjadi gubernur di Madinah. Tapi versi lain mengatakan, Marwan ibn Hakamlah yang menunjuk Abu Hurairah sebagai pembantunya di kantor gebernuran Madinah. Di Kota Penuh Cahaya (Al-Madinatul Munawwarah) ini pula ia mengembuskan nafas terakhir pada 57 atau 58 H (676-678 M.) dalam usia 78 tahun. Meninggalkan warisan yang sangat berharga, yakni hadis-hadis Nabi, bak butiran-butiran ratna mutu manikam, yang jumlahnya 5.374 hadis.

Ali dan sedekah setengah delima

Diambil dari: http://sigitwahyu.net/kisah-sahabat/imam-ali-dan-sedekah-setengah-buah-delima/

Dikisahkan oleh ka'ab bin Akhbar. Ketika Fathimah, Putri Rasulullah saw, sekaligus istri Ali bin Abi Thalib r.a sakit, ia ditanya oleh suaminya, " wahai Fathimah, engkau ingin buah apa?"

"Aku ingin buah delima". Jawabnya.

Ali r.a terdiam sejenak, sebab ia merasa tidak memiliki uagn sepeserpun. Namun, ia segera berangkat, berusaha mencari pinjaman uang satu dirham. Setelah mendapatkan pinjaman, ia pergi kepasar untuk membeli buah delima dan segera kembali pulang.

Ditengah perjalanan menuju rumahnya, ia melihat seseorang yang tergeletak sakit dipinggir jalan, maka Ali pun berhenti dan menghampirinya. "Hai orang tua, apa yang diinginkan hatimu?" tanya Ali.

"wahai Ali, sudah lima hari aku tergeletak sakit ditempat ini, banyak orang yang berlalu lalang, namun tak ada satu pun dari mereka yang mau peduli kepada ku, padahali hatiku ingin sekali makan buah delima." Jawab orang sakit tersebut.

Mendengar jawabannya, Ali pun terdiam sebentar, sambil berkata dalam hati, "Buah delima yang hanya sebiji ini, sengaja aku beli untuk istriku, kalau aku berikan kepada orang ini, pasti Fathimah akan sedih sekali, Namun jika tidak aku berikan berarti aku tidak menepati firman Allah, *"Terhadap sipengemis, Engkau janganlah menghardiknya." *(QS. Al-Dhuha : 10). Juga
sabda Nabi saw, " janganlah sekali-kali kamu menolak pengemis, sekalipun diatas kendaraan".

Kemudian Ali membelah buah delima itu menjadi dua bagian, setengahnya lagi untuk fathimah. Sesampai dirumah ia menceritakan peristiwa itu kepada istrinya, dan Fathimah merangkulnya serta mendekapnya seraya berkata kepada suaminya, " Kenapa kamu sedih, demi Allah yang maha Perkasa dan Maha Agung, ketika engkau memberikan buah delima kepada orang tua itu, maka puaslah hatiku dan lenyaplah keinginanku pada buah delima itu." Dengan wajah yang
cerah Ali merasa sangat gembira dengan penuturan istrinya.

Tidak lama kemudian datanglah seorang tamu yang mengetuk pintu, lalu Ali berkata, "Siapakah tuan?""Aku Salman Al Farisi," Jawab orang yang menetuk pintu itu. Setelah pintu dibuka, Ali melihat Salman membawa sebuah nampan tertutup, dan diletakkkan didepan Ali, lalu Ail bertanya," Dari manakah nampan ini wahai Salman ?".

"Dari Allah swt untukmu melalui perantaraan Rasulullah saw." Jawabnya.

Setelah penutup nampan tersebut dibuka, terlihat didalamnya Sembilan biji deilma, tetapi Ali langsung memprotes, Katanya, " Hai Salman, jika ini memang untukku, Pasti jumlahnya sepuluh." Lalu ia membacakan firman Allah swt, *"Barang siapa berbuat satu amal kebaikan, maka pasti baginya sepulu kali lipat amalnya (Balasannya)."* (QS.Al-An'am ; 160 )

Salman pun langsung tertawa, sambil mengembalikan sebuah delima yang masih ditangannya, seraya berkata, "Wahai Ali, demi Allah, sandiwaraku ini hanya sekadar menguji sejauh mana keyakinanmu terhadap firman Allah yang Engkau bacakan tadi."

Sumber ; Durratun Nasikhin fi al-Wa'dzi wa al-Irsyad, Syekh Usman al-Khaubari.